Kadangkala kesusahan merupakan perkara yang terbaik bagi manusia. Kesusahan seringkali menyedarkan seseorang akan kebesaran Allah dan menyedarkannya akan pentingnya tolong menolong dan bersedekah, lebih-lebih dapat mengerat tali persaudaraan antara muslim dan saling hormat dan tolong menolong dalam kebaikan.
Di samping itu kesusahan juga dapat menjadi jalan untuk mendekat kepada Allah SWT. Ketika musibah menimpa, keinginan untuk merasa dekat dan selalu mengingat Allah SWT serta kekhusyu’kan dalam beribadah pun meningkat.
Dalam kesusahaan kita dapat muhasabah diri, berapa besar dosa yang telah kita buat yang berakhir dengan penyesalan yang mungkin tidak pernah kita rasakan ketika kita senang.
Sewaktu kita dilimpahi dengan kemewahan kita sering kali kehilangan usaha untuk bangkit, kehilangan upaya untuk mencari jalan penyelesaian agar terlepas dari sebuah masalah, sehingga tidak tahu apa yang harus dibuat. Justeru, bila berada dalam keadaan yang susah kita akan menjadi seorang tegar dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah. Di samping itu, keadaaan tersebut akan melembutkan hati kita agar kembali ke jalan kebenaran iaitu jalan yang diredhai.
Pada saat ini, suara azan akan dapat menggerakkan hati kita untuk mendekati dan memasuki masjid untuk ikut solat berjemaah, air wudhu yang membasahi wajah kita akan memberikan kesejukan. Kesejukan tersebut terasa menyelinap sampai ke relung hati melebihi dinginnya, sehingga dapat menjadi penawar kegelisahan, menghilang rasa stress yang menyiksa diri.
Ketika terdengar imam membaca “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”, kita akan tersadar bahawa harta benda yang hilang bukanlah sesuatu yang perlu ditangisi, dan hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan. Jiwa akan terasa amat sejuk bila kita mengembalikan dan menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Nya. Begitu juga ketika mendengar ayat “ihdina ash-shiratalmustaqiim” kita pun ikut meminta kepadaNya untuk ditunjukkan jalan yang lurus sesuai dengan kehendak Nya, berdasarkan pada keredhaanNya. Setelah solat, kita menadah tangan memohon pada yang ESA sehingga pada saat itu kita benar-benar sedar bahawa Dialah satu-satunya harapan kita.
Setelah itu semua, penyesalan pun dirasai, membuat bibir tak mampu berkata. Yang ada hanya isyarat penyesalan, permohonan dan harapan pengampunan. Titis airmata membasahi wajah ketulusan yang selama ini susah dilihat. Akhirnya kita dapat menikmati kesusahan dengan sentiasa ingat kepada Allah.
Namun, kita hendaklah sentiasa memupuk hubungan kita dengan Allah. Jangan sampai kita mengingat Allah hanya ketika kita dilanda masalah, lalu melupakanNya ketika berada dalam kesenangan. Ingatlah Allah bagaimanapun, dimanapun dan dalam keadaan apa sekalipun. Kerana biasanya kesusahan selalu membuat orang lupa mengingatNya. Padahal susah dan senang adalah ujian dari Nya bagi para hambaNya.
Jika kesusahan membuat kita ingat pada Allah SWT dan kesenangan membuat kita melupakanNya, bukankah kesusahan merupakan hal yang terbaik buat kita?????
Tapi na’udzubillah jika kebahagiaan menjadikan kita jauh dari Allah………bukankah begitu…..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan